
__ADS_3
Baru saja matahari benar-benar hilang dari pandangan kami, sekarang semuanya menjadi gelap gulita hanya meninggalkan kegelapan dengan langit-langit malam yang mulai menunjukkan keanehan nya.
Angin malam semakin menusuk ketika rintik-rintik hujan mulai datang menghampiri kami semua, aku menoleh ke samping kanan ku tampak rerumputan semakin bergoyang-goyang tak menentu apalagi pepohonan yang langsung terkena angin kencang dan hujan.
Aku kedinginan, ku usap-usap kuat tangan kanan ku dengan tangan kiri ku seraya tetap berjalan mengikuti Albert yang terlihat tak begitu jauh seperti ku, ia hanya menahan nya.
"Kita harus berteduh..." Ucap nya berhenti seraya menoleh ke arah kami.
Ia kembali berjalan terus ke arah sebuah pohon yang sangat besar berada di sebelah kanan ujung jalan yang kami lewati.
"Kau tau, ini adalah hal yang membuat ku tak ingin mengikuti kegiatan ini..."
"Apa yang kau bicarakan? Bukan kah kau mengikuti kegiatan ini dengan suka rela?"
"Tidak..." Aku menggeleng kan kepala ku tanpa menatap nya.
"Kau sulit di tebak Zenith..."
Aku menatap nya, ia berbalik menatap ku seraya berjalan mendahului ku.
Sialan...
__ADS_1
"Kau aneh..."
Ucap Dylan yang menatap ke arah ku seraya mengikuti Ardelia berteduh di bawah pohon itu.
"Apa-apaan ini..."
Beranjak aku berjalan mengikuti mereka yang sedang berdiri menatap ku. Aku hanya mengabaikan nya, berjalan ke arah samping kanan pohon.
Aku duduk bersandar di pohon sebagai tempat berteduh ku, aku menatap ke sekitar tampak rintik-rintik hujan bersamaan dengan angin kencang mulai terdengar bergemuruh menunjukkan hujan akan semakin deras membasahi apa yang mereka lewati.
Kembali ku arah kan pandangan mata ku menatap ke atas pohon, hujan mulai terdengar dengan keras jatuh ke atas tanah yang tumbuh dengan rerumputan hijau.
Air hujan mulai menembus jatuh ke tubuh ku, namun tak sederas mengenai rerumputan yang berada di luar area pohon ini.
Aneh?
Ku tatap Albert yang duduk di atas dahan kayu besar yang tumbang dengan Dylan berdiri di samping nya. Ku lirik Ardelia yang menatap lekat ke arah depan dengan melipat tangan nya, ia terlihat sangat kedinginan.
Tampak dari kejauhan terdapat sebuah sinar cahaya yang mulai mendekati kami, aku terdiam melihat cahaya apa itu.
"Kak, apa kau melihat cahaya itu?" Ucap ku menoleh menatap ke arah nya.
__ADS_1
"Cahaya?" Ucap nya seperti kebingungan.
"Cahaya itu..." Tunjuk ku menatap cahaya yang semakin mendekati tempat kami berteduh.
"Aku tak melihat cahaya apa pun Zenith, mungkin kau salah lihat..." Ucap Dylan yang menatap ke arah cahaya itu, namun ia tak melihat nya.
Ada apa ini? Kenapa cuma aku yang bisa melihat nya?
"Apa kau begitu kedinginan, sampai kau berhalusinasi Zenith?" Ungkap Ardelia, aku mengabaikan nya.
Ku tatap cahaya itu lekat yang tiba-tiba berhenti di depan sebuah celah pohon yang di apit dua pohon kembar. Kemudian cahaya itu melewati celah itu dan menghilang dalam sekejap.
Hilang? Aku tak salah lihat kan?
Kembali ku tatap mereka bertiga yang terdiam menatap keheningan malam, ternyata mereka tak melihat nya sama sekali.
_
_
_
__ADS_1
❤❤❤
__ADS_2