
__ADS_3
Ku langkahkan kaki ku perlahan mengikuti Edyn yang terlihat sangat gagah untuk makhluk rubah seperti nya.
Sesekali aku menatap langkah kakinya yang terlihat sangat kokoh menumpu berat tubuhnya yang cukup besar untuk seukuran rubah normal. Sayangnya dia bukan rubah normal.
"Apa kau terlalu penasaran akan itu Zenith??" Ungkap Albert berbisik di telinga kanan ku.
"Kau juga bukan??" Ungkap ku tanpa menoleh ke arahnya.
"Kita akan terbiasa suatu saat nanti..." Ungkap Albert yang terdengar tersenyum.
Sekitar dua jam kami berjalan tanpa henti, sekarang kami berada di sebuah perbukitan yang terlihat tidak terlalu tinggi. Hanya seperti gundukan tanah.
Saat ku alihkan pandangan mataku ke sekitar, aku bisa melihat sebuah rumah kecil di gundukan tanah sebelah kiri jalan setapak yang kami lalui.
"Rumah apa itu??" Ungkapku penasaran kepada mereka berdua.
"Entahlah..." Ungkap Albert yang juga tidak mengetahui kebenaran nya...
Rumah yang sangat unik, ku tatap Edyn yang berjalan ke arah rumah itu dengan cepat. Sesekali ia memandangi keadaan sekitar untuk memastikan sesuatu.
Sesampainya di depan pintu, ia mengetuk pintu rumah itu dengan cepat.
__ADS_1
Ceklek...
Terdengar suara pintu terbuka, tampak lah sesosok makhluk kecil yang seukuran anak kecil yang berumur sepuluh tahunan.
Itu adalah seperti dwarf, orang kecil yang memiliki jenggot panjang berwarna putih dengan rambutnya yang gondrong menutupi sebagian wajahnya.
Tampak raut wajahnya yang terlihat tua menatap keadaan sekitar dengan cemas, dia segera menyuruh kami untuk masuk.
Aku melangkah kan kaki dengan tubuh ku sedikit menunduk untuk bisa masuk ke rumah nya, aku menatap sekitar ruangan yang cukup kecil untuk ku, ya semua hal yang berada di dalam sini serba kecil.
Dwarf itu menyuruh kami untuk duduk di kursi kecil dengan meja mini di tengahnya tapi kursi itu muat untuk aku duduki.
Ia sibuk menutup pintu dan jendela agar tidak ada siapapun yang tau jika kami berada di sini, kemudian ia menyusul kami duduk di kursi kosong samping Edyn.
"Bagaimana kabar mu Edyn? Aku sangat mencemaskan mu saat kau kehilangan istri dan adik mu beberapa tahun yang lalu..." Ungkap dwarf itu sedih.
"Aku baik-baik saja, kau memiliki teman yang kuat Aften..." Ungkap Edyn kepada dwarf itu yang bernama Aften.
Dwarf itu tersenyum, kemudian ia menatap ku dan Albert bergantian.
"Bukankah mereka?" Ungkap dwarf itu menatap kami.
"Kau benar... Aku membutuhkan bantuan mu..." Ungkap Edyn mulai serius.
__ADS_1
"Selamat datang di rumah ku tuan, dan nona... Perkenalkan aku adalah Aften si dwarf yang akan membantu kalian.." Ungkap Aften sedikit menunduk.
Aku dan Albert hanya saling pandang sebelum tersenyum kepada Aften.
"Aku Albert, dia adikku Zenith..." Ungkap Albert seraya menunjuk diriku dengan dagunya.
"Kalian sangat mirip dengan orang tua kalian, khusus nya kau Zenith, kau sangat mirip dengan ibumu yang melegenda..." Ungkapnya tersenyum kepadaku.
Aku tidak mengerti apa yang dia ucapkan tapi aku mengerti apa maksud dari ucapannya.
"Beberapa tahun yang lalu kakak kalian Harley juga berada di sini, persis seperti saat ini... Untungnya dia berhasil ke Oxdeword sebelum tertangkap oleh mereka..." Ungkapnya.
"Kalian memang keluarga yang sangat melegenda..." Ungkapnya lagi.
Aku dan Albert hanya mendengar kan apa yang dia ucapkan tanpa kami mengeluarkan suara.
_
_
_
"Saat kau berani kalah, kau adalah yang terbaik."
__ADS_1
__ADS_2