
__ADS_3
Aku tertegun, lagi-lagi aku hanya bisa melihat mereka tanpa bisa menolong. Aku menangis, aku menangisi mereka yang begitu tragis mati di hadapan ku. Aku tak bisa melakukan apapun.
"Ahhhhhh..."
"Zenith...." Teriak seseorang.
Ku buka mata ku menatap orang itu, aku terkejut. Aku kembali tersadar dengan keringat bercucuran membasahi tubuh ku. Lagi-lagi aku bermimpi, ini lebih menyeram kan dari sebelum nya.
"Apa lagi mimpi mu?" Tukas Ardelia yang menatap ku khawatir.
"Tidak... Kau tidur lah lagi..." Ucap ku menatap nya lekat.
"Hemmm... Baiklah. Ceritakan pada ku besok..." Ucap Ardelia, seraya ia kembali berbaring.
Aku beranjak turun dari tempat tidur ku, seraya ku langkah kan kaki berjalan ke arah kursi yang ada di dekat pintu kamar.
Aku duduk termenung, meratapi mimpi yang semakin menganggu ku. Aku semakin sadar jika mimpi ku mulai berbeda saat aku memimpikan sesuatu yang mengerikan malam itu.
__ADS_1
Apa yang harus aku lakukan?
Aku berdiri memegang kenop pintu dan membuka nya dengan perlahan, aku menatap ke ruangan yang ada di hadapan ku. Aku menatap seorang laki-laki berwajah tampan sedang tertidur di kursi yang ada di sana.
"Maaf kan aku, seharusnya kami tak menginap di sini..." Gumam ku menatap laki-laki itu.
Ku langkah kan kaki ku berjalan ke arah pintu luar, aku kembali membuka kenop pintu itu dengan perlahan. Sesampainya di luar pintu, aku menutup nya kembali dengan hati-hati.
Sekarang pandangan mata ku menatap ke sekeliling hutan yang masih sangat gelap, mungkin sekarang masih sekitar jam empat pagi atau kurang.
Aku berjalan ke arah sebuah kayu yang tak jauh di hadapan ku, aku kembali duduk menatap keheningan malam dengan semilir angin yang sangat menyejukkan tubuh ku. Tidak, ini bukan sejuk melainkan udara yang sangat dingin di pagi hari yang petang.
"Kak... Kak Harley, kak Albert... Dimana kalian?" Gumam ku pelan, aku hanya termenung meratapi nasib ku yang begitu aneh namun bukan kah mendekati sesuatu yang menyeramkan?
Aku tak tau apa yang ku lakukan sekarang, apakah ini benar-benar takdir ku? Kenapa semua nya menjadi masuk akal ketika dulu aku hanya menghayal kan satu kali?
Maksud ku aku dulu hanya pernah sekali mengeluh untuk time travel ke zaman kuno, tapi aku tak meminta untuk memiliki kisah tragis seperti ini.
__ADS_1
"Jika saja waktu itu aku tak mengeluh hal seperti itu, mungkin aku tak akan ada di sini."
"Ahhh... Sudah lah, sudah terlanjur juga..."
Ku pejam kan mata ku sejenak. Beberapa saat kemudian ku buka mata ku sembari menoleh ke arah rumah kakek Eral, saat aku ingin beranjak berdiri seseorang mengejutkan ku.
Ia sudah berdiri di sana menatap ku dengan tatapan yang sulit ku mengerti, tatapan aneh itu membuat ku bergidik ngeri sekaligus penasaran apa arti tatapan tersebut.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Ucap nya, suara nya terdengar begitu dingin.
"Apa kau tak mendengar jika sekarang bukan waktu nya untuk berada di luar? Kau membahayakan diri mu sendiri dan orang yang ada di dalam rumah itu..." Ucap nya lagi.
Perkataan nya terdengar sangat dingin, tapi ada kehangatan di perkataan tersebut.
_
_
__ADS_1
_
❤️❤️❤️
__ADS_2