
__ADS_3
Lin Tian sedikit mengerutkan kening karena dia tau siapa orang yang mengetuk pintu kamarnya, tentu dia seorang wanita kalau Lin Tian tidak salah itu pasti dari keluarga Guan.
Lin Tian berfikir sedikit apakah akan menyuruh nya masuk atau tidak, karena dia ragu apa yang di cari oleh wanita itu dari dirinya.
"Masuk!" ucap Lin Tian .
Pintu pun terbuka dan dua wanita cantik masuk ke dalam kamar Lin Tian, Lin Tian tersenyum dengan tenang ke arah mereka.
Walaupun Guan Siying cantik tapi dia kalah cantik dengan Mu Xuanyin, dan juga Lin Tian tidak kekurangan hal seperti wanita cantik yang belum dia lihat.
"Ada apa nona Guan mengunjungi ku di waktu yang hampir malam ini?" tanya Lin Tian.
"Oh, aku hanya ingin berbicara dengan tuan An, dan juga berterima kasiha atas apa yang terjadi Minggu lalu" ucap Guan Siying tenang.
"Oh, kalau itu tidak perlu, aku juga hanya ingin menolong kenalan ku waktu itu" ucap Lin Tian cuek.
"Bisakah kau tidak sombong" ucap Guan fu'er.
"Oh! kalau aku sombong kenapa kamu tidak keluar dari sini bukan kah ini kamarku?" balas Lin Tian dengan tenang.
"Kau!"
"Bibi hentikan" ucap Guan Siying kepada Guan Fu'er, mendengar Guan Siying sudah berbicara Guan fu'er kembali tenang tapi wajahnya masih tetap kesal melihat Lin Tian
"Wanita ini kenapa begitu pemarah? apa dia sedang dapat?" fikir Lin Tian bingung.
"Maafkan atas perlakuan bibiku tadi tuan An" ucap Guan Siying.
"Tidak masalah, silahkan duduk jika memang ada yang ingin di bicarakan" ucap Lin Tian memintak mereka untuk duduk.
Guan Siying duduk bertatap muka dengan Lin Tian, tapi saat dia memandang mata Lin Tian dia bisa melihat bahwa pemuda ini tidak tertarik dengan dia, hal yang sangat jarang dia temukan selama ini.
Karena selama ini seluruh pria yang di temui nya akan tergoda dan juga akan mencoba dekat dengan dirinya, tapi pemuda ini bahkan tidak peduli dengan kecantikan dia.
"Saudari An, apakah kamu akan ke pulau kematian?" tanya Guan Siying dengan tenang.
"Iya, kenapa?" tanya Lin Tian tenang.
__ADS_1
"Kau!" ucap Guan fu'er kesal melihat wajah Lin Tian.
Guan Siying tidak dapat mengatakan apa-apa terhadap sikap bibi yang sangat mudah marah ini, dia hanya menghentikan bibinya itu dengan lambaian tangan.
"Apakah tuan An datang karena makam disana?" tanya Guan Siying.
"makam? apa itu?" tanya Lin Tian bingung, karena dia datang kesana hanya untuk mencari informasi tentang laut kematian dan setelah itu pergi ke laut kematian.
Tapi karena hal yang dia cari sudah di temukan dia berencana langsung pergi setelah sampai di pulau Hitam.
"Sepertinya tuan An tidak tau, aku berfikir tuan An mendapatkan berita tentang makam di pulau Hitam" ucap Guan Siying tenang.
"Bisa kamu jelaskan ?" ucap Lin Tian.
Guan Siying mengangguk dan mulai menjelaskan tujuan dia ke pulau Hitam, sebenarnya disana dia memiliki beberapa mata-mata yang menyamar dengan membuka toko, dan tujuan nya bukan hanya mencari informasi tapi juga membangun beberapa kekuatan.
Beberapa bulan lalu, salah satu orangnya mengatakan disana menemukan sebuah makam yang sangat besar, dan juga di lindungi oleh formasi yang cukup kuat.
Dan soal makam siapa itu tidak ada yang tau, dan dia di kirim kesana untuk mencari tau kenapa makam itu tiba-tiba muncul disana dan siapa pemiliknya, makam itu pun seperti sebuah istana yang cukup besar dengan formasi yang kuat.
Dan dia juga tau Lin Tian seorang grandmaster array dan ingin memintak pertolongan darinya, agar bisa melihat formasi yang ada di makam tersebut, karena beberapa kali orang-orang dari keluarga Guan masuk tapi mereka mati setelah menyentuh formasi itu.
"Kak, pergilah mungkin saja itu petunjuk untuk mu tentang laut kematian atau kunci untuk menjadikan mu penguasa" ucap Bai kecil dengan akal ilahinya.
Lin Tian mengangguk, dan dia memang berfikir yang sama dengan Bai kecil, tapi dia tidak ingin rugi karena itu senyum licik muncul di wajah Lin Tian.
"Nah, karena nona mengundang ku tentu aku mau, tapi apa yang dapat Nona berikan padaku?" tanya Lin Tian.
Mendengar Lin Tia setuju Guan Siying cukup senang, tapi karena Lin Tian memintak sesuatu darinya dia sedikit berfikir apa yang dapat dia berikan kepada pemuda tersebut.
"Bagaimana dengan beberapa harta tingkat ketujuh?" tawar Guan Siying.
"Aku tidak tertarik, bisakah nona membuat yang lebih dari itu.?" tanya Lin Tian tenang
"Kau, jangan memintak lebih dari yang kau bisa, itu hanya akan membunuhmu" ucap Guan Fu'er.
"Diam lah, aku berbicara dengan nona mu" ucap Lin Tian dengan tatapan tajam.
__ADS_1
Guan fu'er kaget dengan bentakan Lin Tian, dia tidak percaya pemuda ini berani berbicara seperti itu padanya, dia sedikit menggertakan giginya tapi tidak berbicara.
"Bibi, kamu keluar dulu!" ucap Guan Siying.
"Tapi..."
"Keluarlah dulu!" ucap Guan Siying serius.
Akhirnya mau tidak mau Guan Fu'er keluar dari sana meninggalkan Lin Tian dan Guan Siying.
"Tuan An aku bisa memberikan satu senjata tingkat kedelapan dan juga berjanji memberikan 10% hasil dari makam itu" ucap Guan Siying.
"Tidak, 70%". balas Lin Tian.
"20% jangan membuat ku sulit tuan An" ucap Guan Siying sedih.
"Baik, 40% itu batasku" ucap Lin Tian.
"Setuju!" ucap Guan Siying senang, dia masih memiliki 60% hasil dari makam untuk keluarganya maka itu sudah cukup.
"Tapi saudara An, jika kamu ingin diriku juga aku akan memberikannya padamu" Goda Guan Siying kepada Lin Tian dengan wajah genit dan sedikit memperlihatkan sedikit harta tubuhnya pada Lin Tian.
Lin Tian hanya diam dan melihat Guan Siying dengan tenang, "Nona, aku tidak tertarik, aku harap kamu memegang janjimu" ucap Lin Tian berdiri dan berbalik tubuh dari Guan Siying.
Melihat penolakan Lin Tian Guan Siying tidak menggoda dia lagi dan hanya tersenyum, "Tenang saja saudara An, aku selalu menepati janji ku" balas Guan Siying.
Lin Tian mengangguk dan memintak dia untuk keluar dari kamarnya jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi.
Guan Siying keluar dari kamar Lin Tian dengan senyum di wajahnya memandang Lin Tian.
"Wanita memang sangat berbahaya" ucap Lin Tian setelah Guan Siying keluar dari kamarnya.
"Ayolah kak, wanita memang kebanyakan berbahaya, cih...aku pun sudah merasakannya" ucap Bai kecil dengan sedih.
"Itu salahmu sendiri!" ucap Lin Tian dengan meledek Bai kecil.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
__ADS_1
...----------------...
...****************...
__ADS_2