
__ADS_3
Lin Tian meliaht ke arah energi yang berkumpul itu benar saja dia melihat dewa neraka sedang membuat sebuah array tak jauh dari nya.
Lin Tian pun tampa fikir panjang menyerang dewa neraka dengan cepat, tapi tentu ke empat dewa lain tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
BOOMM...
"Hehehe, nak jangan terlalu terburu-bur lawan kami dulu" ucap dewa jahat.
"Sial!" teriak Lin Tian marah.
BOOMM....
BOOMM...
Pertarungan Lin Tian langsung di mulai lagi, tapi kali ini berbeda Lin Tian terus mencoba menyerang ke empat dewa tersebut agar dapat mencari celah untuk menyerang dewa neraka.
"Apa yang harus aku lakukan?" ucap Lin Tian, dia dapat merasakan array itu sudah siap dan hanya sedikit lagi akan selesai.
"Tidak ada pilihan lagi!" ucap Lin Tian.
"Kak jangan!" teriak Bai kecil dari kalung binatang.
"Tidak ada pilihan, aku harus melakukan itu jika tidak mereka akan kabur, dan akan sulit melawan mereka suatu saat nanti" balas Lin Tian kepada Bai kecil, dengan masih bertarung dengan empat dewa.
"Bukan kah itu pilihan terakhir kak?, dan juga jika kakak melakukan nya dunia ini akan hancur" ucap Bai kecil.
"Tidak masalah, Aku percayakan semua nya nanti kepadamu" balas Lin Tian.
BOOMM...
Setelah serangan mereka bertabrakan Lin Tian mundur beberapa meter sama hal nya dengan empat dewa juga terpaksa mundur dari area serangan mereka tadi.
"Hahaha.. sepertinya kamu sudah kewalahan!" ucap Dewa api iblis.
"Kita lihat saja" balas Lin Tian.
Tak lama Lin Tian menenangkam diri nya, dia menutup mata dan mulai terliha berkonsentrasi di tempat dia berdiri.
Krack...
bunyi retak muncul di dalam kesadaran Lin Tian, dan secara perlahan Lin Tian membuka matany.
"Lepas!" ucap Lin Tian.
Lalu aura Lin Tian semakin kuat dari sebelum nya walaupun kekuatan tidak naik, tapi aura yang di pancar kan membuat ke lima dewa itu kaget dan sekaligus gelisah.
__ADS_1
Rambut Lin Tian semula hitam berubah menjadi putih, dan matanya juga ikut berubah menjadi putih, suhu di sekitar Lin Tian menjadi lebih dingin dan tak terkendali.
Lin Tian terpaksa menggunakan kekuatan elemen es nya untuk mencegah kelima dewa pergi, dan setidaknya dia juga bisa membunuh salah satu dari mereka.
DUG....
Jantung Lin Tian kembali berdetak aneh, dan Lin Tian juga merasakan hal aneh yang terjadi tadi kepada dirinya saat bertarung dengan empat dewa.
"Apa ini?" fikir Lin Tian bingung.
"Aura orang ini....!" dewa neraka juga merasakan sedikit takut saat melihat Lin Tian, aura yang di keluarkan Lin Tian sangat lah kuat.
Dia berfikir jika anak ini ada di level yang sama dengan mereka bahkan mungkin kaisar langit sekalipun belum tentu bisa menang melawan Lin Tian.
"Sial aku harus cepat tapi butuh beberapa hari untuk amannya" ucap dewa neraka, dia melihat ke empat dewa di langit dan sedikit mengangguk kepada mereka.
"Kita harus menunggu beberapa hari lagi kah,?" ucap dewa jahat.
"Bagaimana lagi, jika ingin aman maka hanya itu yang bisa kita lakukan" jawab dewa kematian.
"Ayo, serang dia cobalah membuat dia sibu, kemungkinan kekuatan yang dia keluarkan juga hanya sementara" kata dewa kehancuran.
"Iya,"
Keempat dewa kembali menyerang Lin Tian bersamaan, melihat hal itu Lin Tian pun tak diam dia mengayunkan tombak sambil langsung maju ke depan menghadapi ke empat dewa.
BOOMM...
BOOMM...
krackkk....
Sebuah pedang biru yang terpampang di dalam sebuah kamar, bergerak tak karuan seperti sedang berusaha untuk kabur dari sana.
Tentu kamar itu adalah kamar Ying Huanhuan, dan disana ada Lin Dong juga yang menemani Ying Huanhuan.
Saat mereka berdua melihat pedang yang bergerak liar itu, mereka sangat senang karena ada kemungkinan anak mereka berada di wilayah sekte seni beladiri, atau di sekitar benua timur ini.
"Lin Dong lihat!" ucap Ying Huanhuan menunjuk pedang es.
"Em, mari kita tunggu dan lihat, mungkin pedang ini akan menunjukan arah dimana anak kita berada" balas Lin Dong dengan wajah penuh senyum penantian.
"Iya".
Ying Huanhuan bahkan tak mau lepas memandang pedang es itu takut menghilang dan dia kehilangan petunjuk dimana anaknya berada, tentu Lin Dong juga memperhatikan pedang es juga.
__ADS_1
"Hm?" tiba-tiba Lin Dong sedikit terkejut.
Dia mengeluarkan batu komunikasi dari cincin spacialnya, lalu membaca pesan di dalam batu komunikasi itu.
Setelah membaca nya Lin Dong merasa aneh dan juga penasaran, karena semua generasi muda telah di keluarkan dari setengah bulan lalu, bahkan Lin Diao sudah melakukan penyelidikan selama ini karena dia tidak dapat menemukan alasan kenapa hal itu terjadi maka nya dia mengirim kan pesan kepada Lin Dong.
"Ada apa?" tanya Ying Huanhuan.
"Sesuatu hal tak terduga terjadi di tanah rahasia tempat biasa generasi muda berlatih" balas Lin Tian.
"Apa itu?" tanya Ying Huanhuan.
Lin Dong menceritakan tentang masalah beberapa bulan lalu tentang murid generasi muda yang tiba-tiba di keluarkan secara paksa dari ranah rahasia sebelum waktu penutupan terjadi.
Dan menurut laporan dari murid-murid yang di paksa keluar mengatakan kalau ada suara yang memberitahu mereka kau apa yang mereka lakukan hanya membuat bencana lebih cepat.
"Ini?" Ying Huanhuan yang juga adalah permaisuri es penguasa dari suku es, juga merasa hal ini sedikit aneh, mana mungkin ranah rahasia yang mereka miliki menjadi tempat yang akan mempercepat bencana.
"Aku juga tidak tau, tapi aku telah mengirim pesan agar saudara kedua menunggu beberapa bulan lagi" ucap Lin Dong, dia juga mengerti ala yang ingin di tanyakan oleh Ying Huanhuan kepadanya.
"Em, hanya bisa begitu.." balas Ying Huanhuan lalu dia tidak memperhatikan Lin Dong lagi dan kembali melihat pedang es yang masih bergerak tak karuan.
Di sekte langit...
"Apa yang terjadi itu benar?" ucap Bing Yang di aula itu dengan marah.
Dia mendapat laporan kalau telah terjadi sesuatu di sekte es, dan hal ini terjadi sudah hampir setengah bulan lalu, tapi mereka baru mendapatkan informasi pasti hari ini juga.
"Bukan hanya itu sekte pedang dan sekte Nether juga dalam kekacauan hal yang sama terjadi di keluarga besar lainnya" ucap pengirim informasi yang berlutut di depan aula sekte langit.
"Sial, kirim kan bantuan untuk ketiga sekte, dan minta keluarga naga untuk mengirim bantuan ke tempat keluarga besar" perintah Bing Yang dengan tegas.
"Iya!" semua tetua mengangguk dan bersiap untuk pergi.
"Tunggu!" ucap Bing Zhao menghentikan mereka yang akan keluar dari aula.
"Biarkan Aotian dan Su Kun membantu kalian, dan juga kirim pesan ke kerajan laut tentang masalah ini" ucap Bing Zhao serius.
"Nak kamu!" Bing Yang kaget dengan perintah tiba-tiba Bing Zhao.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...****************...
__ADS_1
__ADS_2