
__ADS_3
Bahkan binatang iblis dan makhluk lain di dunia biru pun berlutut ke arah sekte langit untuk menghormati Lin Tian yang akan pergi ke dunia biru.
"Xuanyin, yakin lah aku tidak akan lama sebelum aku membawa mu ke dunia dewa, di saat itu aku akan menjadikan mu wanita yang paling beruntung dalam hidup ini" ucap Lin Tian melihat ke arah Mu Xuanyin.
Mu Xuanyin yang mendengar itu, tangan nya bergetar matanya juga sudah mulai memerah, walau itu hanya lah sebuah janji dari mulut Lin Tian itu sudah cukup bagi Mu Xuanyin, dia percaya kalau laki-laki yang dia pilih ini akan mengguncang seluruh dunia dewa.
Dia pasti akan menepati janji yang baru saja dia katakan itu, dalam hidupnya hanya Lin Tian lah yang bisa memberikan kebahagian yang tak pernah dia rasakan semenjak orang tuanya tidak ada.
"Em, aku akan menunggumu!" ucap Mu Xuanyin.
Lin Tian tersenyum dan masuk ke lubang hitam bersama Bai kecil yang berada di atas kepalanya, di saat Lin Tian masuk ke lubang hitam cuaca yang gelap kembali cerah, mata surgawi pun telah hilang dari langit itu.
Lalu energi yang murni menghiasi seluruh dunia biru, di saat para leluhur tua merasakan energi yang datang, mereka dapat yakin itu pasti hadiah dari mata surgawi karena dunia biru telah memiliki penguasa dan kembali terhubung dengan dunia dewa.
"An'er, kami pasti akan menyusul mu ke dunia dewa, yakin lah walau kami tak sekuat mu nanti kami Tak akan pernah membiarkan mu di gertak oleh siapapun disana" ucap Bing Zhentian dengan wajah tegas.
Empat leluhur lain juga mengangguk setuju, mereka kembali ke tempat mereka dan mulai pelatihan pintu tertutup.
Di dunia biru semua orang senang dengan Lin Tian yang berhasil naik ke dunia dewa, mereka yakin dengan awalan ini pasti akan banyak nantinya ahli lain yang akan naik menyusul Lin Tian ke dunia dewa.
BOOMM....
BOOMM...
"Ha? kenapa ruang disini sangat kacau?" ucap Lin Tian heran, sesaat setelah dia masuk ruang di dalam nya sangat lah kacau, bahkan lebih kacau dari apa yang dia fikirkan sebelum masuk.
"Kak, sepertinya kita sedang sial!" ucap Bai kecil yang ada di aats kepala Lin Tian.
Lin Tian hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat hal ini, dia hanya mencoba bertahan melindungi dirinya dari petir dan ruang yang kacau disana.
"Bai kecil kamu masuk lah ke kalung binatang, jaga-jaga nanti bila terjadi sesuatu dengan ku, kamu bisa membantu" ucap Lin Tian kepada Bai kecil.
"Baik lah kak!" Bai kecil tidak menolak dan masuk ke dalam kalung binatang, Lin Tian lalu hanya fokus ke depan dimana dia tertarik ke dunia dewa, entah dimana dia akan jatuh dia pun tidak tau.
__ADS_1
"Eh?" Lin Tian melihat di depan dimana banyak petir serta angin ruang yang sangat kacau, "Bagaimana bisa ada petir dan angin sekuat ini?" fikir Lin Tian di saat melihat badai angin yang datang dari arah depan.
"Armor kaisar!" teriak Lin Tian, baju Armor muncul dan menutupi seluruh tubuh Lin Tian, tak hanya itu dia juga memasang formasi di sekeliling dirinya agar terhindar dari petir dan badai di depannya.
BOOMM....
BOOMM...
"Ugh!" Lin Tian memuntahkan seteguk darah dari mulutnya, dia tidak percaya kalau dia yang seorang raja bisa terluka hanya karena petir dan badai angin di dalam ruang itu.
"Seperti nya hal ini terjadi karena dunia biru sudah lama tidak terhubung dengan dunia dewa!" ucap Lin Tian sedih, dia yakin kalau hal ini terjadi karena belum sempurna nya hubungan dunia biru dan dunia dewa.
Jika itu telah sempurna maka orang-orang yang naik dari dunia biru Tak akan pernah mengalami hal seperti yang terjadi pada Lin Tian sekarang.
"Sial!" teriak Lin Tian saat melihat petir besar menyerang dia lagi.
BOOMM...
"Hm? cahaya? hampir keluarkah?" ucap Lin Tian dengan wajah pucat dan terlihat lemah, walau dia tersenyum tapi senyum itu terlihat sangat menyedihkan.
BOOMM...
"Agh!" Lin Tian terkena petir terakhir sebelum dia mencapai cahaya yang ada di depannya, akibat itu dia jatuh pingsan dan terluka cukup parah, walau pada akhirnya dia berhasil keluar dari ruang penghubung dunia biru ke dunia dewa.
"Ibu!" ucap kata-kata terakhir Lin Tian sebelum dia pingsan dan jatuh di suatu tempat terpencil di dunia dewa itu.
BOOMM....
......................
"Anakku!" ucap Ying Huanhuan yang terbangun dari latihannya.
Ying Huanhuan merasa kalau anaknya sedang memanggil nama dia tadi, dan perasaan yang dia rasakan sangat nyata, bahkan dia bisa merasakan kalau anaknya sedang dalam bahaya atau terluka parah.
__ADS_1
Perasaan gelisah menghampiri hatinya, bahkan ketakutan akan sesuatu hal buruk terjadi pada anaknya membuat dia sangat cemas disana.
"Huan? kamu kenapa?" tanya Lin Dong yang tiba-tiba membuka pintu kamar ibu kandung Lin Tian itu.
"Aku merasa anakku memanggil tadi, dia seperti dalam bahaya dan terluka parah" ucap Ying Huanhuan dengan wajah sedih.
Mendengar hal itu Lin Dong hanya dapat menghela nafas, dan dia juga ikut cemas dengan apa yang di katakan istrinya itu, dia bisa tau kalau perasaan seorang ibu terhadap anaknya tidak pernah salah, kemungkinan itu terjadi pasti cukup tinggi.
"Tenang, anak kita itu kuat, bukan kah kamu melihat nya saat itu?" ucap Lin Dong memeluk istrinya agar bisa lebih tenang.
"Tapi...!"
"Yakin lah, tidak akan terjadi apa-apa dengan dia, dan juga murid-murid kita sudah mulai mencari nya lagi di dunia dewa" ucap Lin dong dengan senyum di wajahnya.
"Em, semoga kali ini an'er bisa di temukan, aku sangat merindukannya, aku rindu anakku itu" ucap Ying Huanhuan memeluk Lin Dong dengan tetesan air mata seorang ibu yang sangat rindu akan anaknya.
Lin Dong hanya bisa memandang ke langit di kamar itu, "anakku, jika ada yang berani menyakiti mu, akan aku pastikan untuk menghancurkan seluruh keluarganya, siapapun orang itu!" ucap Lin Dong dalam hatinya dengan tegas.
......................
"Nenek?" panggil seorang gadis kecil yang masih berusia empat tahun, kepada sosok seorang wanita tua yang mengangkut keranjang berisi tanaman-tanaman di dalam keranjang itu.
"Iya, kenapa?" ucap si nenek, lalu si gadis kecil itu menunjuk ke arah samping halaman rumah kayu disana.
Terlihat seorang pemuda yang telah penuh dengan luka sekujur tubuh, bahkan wajah pun tidak jelas karena penuh dengan darah, si nenek mendekat dan mencoba memeriksa pemuda tersebut.
"Masih hidup! Ru'er, panggil beberapa warga desa untuk membantu nenek membawanya ke dalam rumah" ucap si nenek, si gadis kecil itu mengangguk dan pergi menuju rumah warga yang ada di dekat rumahnya, walau terbilang butuh sepuluh menit untuk menuju rumah warga lain yang ada disana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...****************...
__ADS_1
__ADS_2