
__ADS_3
Di pagi hari dalam kamar Lin Tian...
Di meja ada teh yang baru saja Lin Tian buat, dia tentu menyukai teh di pagi hari seperti disana.
Sambil mencicipi teh dia terlihat menikmati setiap rasa di saat teh itu jatuh ke tenggorokannya, sedangkan Bai kecil masih tidur malas di tempat tidur Lin Tian.
Brakk..
Pintu terbuka dan sosok biru masuk ke dalam kamar Lin Tian, yang membuat Lin Tian baru saja meminum tehnya langsung menyemprotkan keluar lagi teh itu ke tempat dimana Bai kecil tidur.
"Meong... panas!" ucap Bai kecil berdiri dan langsung berlari karena kepanasa, bukan hanya tereenprot teh Lin Tian tapi Bai kecil juga kejatuhan teh yang ada di dalam cangkir itu.
"Huaaa.... kakak lihat yang para wanita itu lakukan pada wajah imutku" ucap naga kecil yang telah memeluk Lin Tian dengan suara sedih.
Lin Tian hanya terdiam memandang wajah dan juga pakaian yang di gunakan oleh naga kecil itu, bagaimana tidak naga kecil seperti berbeda dari biasa yang dia lihat.
"Hum..." Lin Tian ingin tertawa tapi berusaha menahan nya karena jika mungkin dia tertawa membuat naga kecil semakin merengek di pelukannya tapi....
"Hahaha.. adik ku, apa yang terjadi dengan wajah dan pakaianmu?" tanya Bai kecil dengan tertawa keras dan juga bebas.
"Kak! itu karena mu meminta aku mengajari dan menghibur para wanita itu aku jadi seperti ini, sepanjang malam aku..." naga kecil tidak melanjutkan perkataannya saat dia ingat apa yang terjadi pada dirinya seharian kemarin sampai pagi ini.
"Hahaha..." Bai kecil berguling tidak tahan melihat penampilan naga kecil itu, dia tertawa puas dan lupa akan air yang rumah pada dirinya tadi.
"Kak! jangna tertawakan aku, ugh! wanita itu memang menakutkan" ucap naga kecil dengan sedih.
"Sudah... jadi bagaimana dengan wanita disana?" tanya Lin Tian menghelus kepala naga kecil.
"Kakak tanyakan saja pada Feng Yin" ucap naga kecil dengan sedih.
"Iya, sudah cuci wajahmu dan lepaskan penampilan itu jika tidak kucing ini akan menertawakan mu terus" ucap Lin Tian.
Naga kecil hanya mengangguk lemah, dia pun turun dari pangkuan Lin Tian dan mencari tempat yang agak ke tepi dari kamar itu dan melepaskan pakaian serta membersihkan wajah nya tersebut.
__ADS_1
"Feng Yin keluar lah!" ucap Lin Tian dengan lembut.
Swishh..
"Iya tuan!" ucap Feng Yin yang muncul di hadapan Lin Tian setelah beberapa hari tidak bertemu.
"Kamu sudah mulai menguasai teknik itulah?" tanya Lin Tian.
Feng Yin mengangguk, dia lalu berbicara dengan Lin Tian tentang beberapa masalah yang tidak dia bisa dalam seni beladiri yang di berikan Lin Tian itu.
Lin Tian juga menjawab dengan tenang dan mengoreksi kesalahan dari Feng Yin itu dengan mudah, setelah mendengar saran dari Lin Tian Feng Yin pun merasa tercerahkan dan berterima kasih pada Lin Tian.
"Bagaimana keadaan para wanita itu?" tanya Lin Tian.
"Lapor tuan, semua baik-baik saja berkat naga kecil, sekarang mereka telah menjadi bawahan ku" ucap Feng Yin secara tenang.
Mendengar itu Lin Tian mengangguk puas, ini lah yang dia inginkan karena menurut dirinya orang yang telah jatuh ke dalam kegelapan pasti bisa mengubah hidup nya setelah berhasil merangkak keluar dari kegelapan itu.
"Itu berterima kasih karena Bai kecil tuan, karena beberapa nasehatnya juga hamba bisa sedikit memberi meraka dorongan dan di tambah bantuan naga kecil kemarin juga menambah semangat mereka" jelas Feng Yin.
Lin Tian menganguk kadang memang benar dua berandalan ini sangat berguna bagi dirinya, iya selain saat mereka serius tapi juga berguna untuk menghibur orang-orang yang mengalami hal seperti para wanita itu.
"Hm.. baiklah karena naga kecil hari ini akan ikut bersamaku keluar, jadi biarkan Bai kecil yang menemani kalian semua berlatih" ucap Lin Tian dengan senyum.
"Tuan? apakah kamu akan mencari tempat untuk kami?" tanya Feng Yin yang sepertinya tahu alasan Lin Tian keluar ke kota.
Lin Tian mengangguk, lalu Feng Yin mengatakan kalau itu tidak perlu karena dulu dirinya memiliki sebuah bangunan di ibukota yang terletak sedikit lebih jauh dari rumah keluarga Lan.
Dan itu adalah sebuah restoran dan tempat hiburan yang dia miliki sebelum di tangkap oleh keluarga San.
Dan dia juga pemilik dari tempat itu, dia sudah merencanakan kalau tempat itu menjadi tempat rahasia paviliun bayangan nya.
"Tapi kamu sudah lama tidak kesana, apa mereka akan menerima mu sebagai pemilik tempat itu?" tanya Lin Tian.
__ADS_1
"Em, mungkin tuan, tapi..." ucapan Feng Yin terputus karena ragu untuk mengatakan nya pada Lin Tian.
"Tapi apa? katakan saja" ucap Lin Tian dengan serius.
Feng Yin lalu menceritakan kalau sebelum dia di tangkap oleh tetua keluarga San secara sembunyi itu memiliki seorang kekasih yang bersama dengan dirinya
Kekasih Feng Yin itu hanya berada di alam dewa tingkat menengah dan bisa di bilang lebih lemah dari dirinya.
Dan Feng Yin merasa kalau kekasih dia itu ada hubungan dengan apa yang terjadi kepada dirinya tersebut, karena itu lah dia masih bimbang untuk kesana sebelum nya.
Lin Tian yang mendengar hal itu sedikit mengerutkan kening, jika itu benar maka dia merasa kasihan terhadap Feng Yin karena apa yang di lakukan oleh kekasih dia itu sama dengan menjual Feng Yin atau membuang nya.
"Lalu apa lagi yang kamu ragukan?" tanya Lin Tian.
"Itu... aku mendengar kalau kekasih atau tunangan ku telah memiliki wanita lain disana, dan semua harta yang ku peroleh susah payah telah menjadi miliknya" ucap Feng Yin dengan suara serak.
Lin Tian menghela nafas, sekarang dia mengerti kenapa Feng Yin terlihat sangat sedih, di jual, dikhianati oleh kekasih nya sendiri, dan semua hartanya di berikan untuk bersenang-senang dengan wanita lain tanpa sepengetahuan dia.
Betapa hidup yang sangat sedih, Lin Tian memutuskan ikut bersama dengan Feng Yin untuk mengambil kembali penginapan dan restoran milik Feng Yin itu.
"Aku ikut dengan mu, dan nanti apapun keputusan mu setelah bertemu dengan dua orang jahat itu aku akan selalu mendukung mu" ucap Lin Tian kepada Feng Yin.
"Terima kasih tuan!" ucap Feng Yin.
"Ingatlah, jangan buat hati mu bimbang karena kadang apa yang membuat mu bimbang itu lah membuat dirimu jatuh lagi ke kesalahan yang sama" ucap Lin Tian mengingatkan Feng Yin.
Feng Yin mengangguk meski dia belum mengerti dengan apa yang di katakan Lin Tian, tapi tentu Lin Tian juga tahu meski dia berbicara begitu Feng Yin tidak akan mengerti dengan suasana hati nya yang sekarang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...****************...
__ADS_1
__ADS_2