
__ADS_3
Belum selesai dewa kehancuran berbicara monster itu menggenggam tubuh dewa kehancuran yang kaget.
"Ka..kau? apa yang kau lakukan? lepaskan aku!" ucap dewa kehancuran.
Monster itu tidak peduli dia mengangkat dewa kehancuran lalu sambil membuka mulutnya mengarahkan dewa kehancuran itu masuk ke dalam mulutnya sendiri.
"Ti..tidak..tidak .. lepaskan aku!" ucap dewa Kehancuran dengan ketakutan.
"Aaa...!"
Monster tersebut menjatuhkan dewa kehancuran dalam mulutnya, lalu monster itu menutup mulutnya setelah dewa kehancuran masuk dan mengunyah dewa kehancuran seperti mengunyah permen atau daging.
Cracckk...crackkk...
Bunyi kunyahan mosnter tersebutembuat seluruh tubuh orang merinding, mereka tak menyangka nasib dari dewa kehancuran bukan mati di tangan musuh nya sendiri tapi malah mati di tangan monster buatannya sendiri.
Apalagi dia mati dengan sangat menyedihkan tanpa tubuh dan anggota badan yang utuh, bahkan tidak ada sana sekali.
"I..itu? apakah mosnter itu mempunyai akal?" ucap Lan Dan dengan kaget.
Swishh...
"Leluhur?" ucap semua kepala keluarga dan orang yang menjaga mereka disana melihat empat leluhur tiba di dekat mereka.
"Leluhur bagaimana dengan musuh kita?" tanya Kepala keluarga Ju.
"Semua beres, kami datang kesini karena melihat monster ini sungguh mengerikan" ucap leluhur Yan dengan serius.
"Kamu benar saudaraku, aku tidak tahu apa yang harus kita lakukan sekarang?" ucap leluhur Ju dengan sedih.
Mereka memandang dua sosok besar di langit yang masih diam memandang monster itu, jelas keduanya juga terkejut dengan apa yang baru terjadi itu.
Bai kecil dan Naga kecil saling pandang lalu tersenyum masam, mereka serius benar-benar tidak menyangka kalau hal ini akan terjadi padahal mereka telah susah payah mencari informasi.
"Kak?" ucap naga kecil.
"Iya?" Bai kecil yang juga paham apa selanjutnya yang akan di katakan oleh naga kecil.
"Baiklah kali ini kakak akan membantu ku kan?" ucap naga kecil dengan senyum kecut.
"Menurutmu? apa lagi? dewa kehancuran sudah mati jadi hanya monster ini tersisa, ayolah saudaraku, kita hajat monster ini" ucap Bai kecil.
"Hajar bagaimana kak? pukulan ku saja tidak mempan kepada orang ini" ucap naga kecil dengan mendesah berat.
"Heheh..ikuti saja aku, ayo!" ucap Bai kecil.
ROAARRR....
Bai kecil maju dan menyerang langsung ke arah monster tersebut dengan cepat, melihat hal itu tentu naga kecil tidak mau ketinggalan.
__ADS_1
"Meong! eh?" naga kecil yang akan meraung tidak sadar kalau dia sudah salah meraungnya.
"Sial! jangan buat aku malu!" ucap Bai kecil yang berhenti hampir jatuh saat mendengar suara naga kecil itu.
"Hehehe.. maaf kak!" ucap naga kecil dengan tidak bersalah.
ROAARR...
Dia pun dengan malu-malu langsung mengejar Bai kecil dan bertarung di langit bersama Bai kecil, pertarungan naga kecil dan Bai kecil pun terlihat oleh semua orang yang ada disana
"Apa dia kucing? seekor naga membuat suara kucing, sungguh aneh!" ucap leluhur Gu dengan menggelengkan kepalanya.
Lan jingyi hanya tersenyum masam dengan kekonyolan dua saudara Lin Tian itu, tapi meski mereka terlihat begitu tatap sangat bisa di andalkan dalam keadaan terdesak atau serius.
Apalagi Lan jingyi percaya kalau mereka berdua sedang serius, mereka berdua juga tak kalah hebatnya dengan Lin Tian.
Sayangnya jika dia tahu kalau harimau itu adalah kaisar harimau dan satunya adalah naga langit yang bisa bersaing dengan kaisar langit dulu mungkin rahang Lan jingyi dan yang lainnya akan jatuh.
BOOMM..
BOOMM...
"Sial! kulitnya tidak keras tapi regenerasi orang ini terlalu cepat!" ucap Bai kecil dengan kesal.
Dia telah mencoba menyerang tapi tidak berhasil sedikitpun membuat luka tetap di tubuh monster ini, naga kecil juga terus menyerang menggunakan api nya ke arah monster itu sayangnya meski dia terluka tapi tetap akan pulih dengan cepat.
"Kak? menurutmu apakah monster ini memiliki sebuah inti?" ucap naga kecil yang masih terus bertarung dengan monster tersebut.
BOOMM.
RAAARRRRRR....
ke tiganya mundur ke belakang tidak jauh dari ibukota dan dimana Lin Tian bertarung, setelah mendengar perkataan tiba-tiba naga kecil mata Bai kecil bersinar dengan aura gelap yang kuat.
Dia terus menorobos dan melihat seluruh isi tubuh monster tersebut sayangnya selama pencarian yang di lakukan Bai kecil tidak menemukan sedikitpun cacat dari dalam tubuh monster itu sendiri.
"Bagaimana kak?" tanya naga kecil.
"Tidak ada! aku tidak menemukan apapun inti di dalam tubuhnya!" ucap Bai kecil dengan serius.
"apakah kakak serius?" ucap naga kecil dengan masam.
Bai kecil hanya mengangguk, mereka tidak bisa menemukan apapun kelemahan monster ini jadi bagaimana caranya mereka mengalahkan monster jelek itu?.
BOOMM..
"Hahahaha... orang bodoh itu mati karena kebodohannya sendiri, memang sampah!" ucap tetua agung yang tahu kalau dewa kehancuran telah mati di telan monster ynag dia buat.
"Apa kamu tidak merasa sedih saat kehilangan anak buahmu?" ucap Lin Tian dengan senyum.
__ADS_1
"Hanya budak jadi tidak masalah" balas Tetua agung.
"Seperti yang di harapkan bagi para keolompok naga dan Phoenix" ucap Lin Tian dengan tiba-tiba.
"Ka..kamu?" wajah tetua agung kaget saat mendengar perkataan Lin Tian, meskipun Lin Tian hanya bilang kelompok tapi dia jelas mengerti kalau Lin Tian tahu siapa orang di balik mereka.
"Jangan kaget! aku telah berulang kali bertarung dengan kelompokmu" ucap lon Tian santai.
Mendengar itu wajah tetua agung terasa aneh, jika Lin Tian sering membuat masalah seperti ini pasti dia akan mati tanpa tanah pemakaman di tangan bawahan tuannya tapi Lin Tian ini?
"Jangan kaget, aku sudah banyak membunuh mereka, tentu aku mengenal beberapa dari mereka" ucap Lin Tian dengan sombongnya.
"Kau? sialan" ucap tetua agung.
BOOMM...
BOOMM....
Pertarugan terus berlangsung setelah lebih dari beberapa pertarungan terus berlangsung di ibukota tersebut tapi tentu hal itu sudah mulai demrnangkan oleh empat keluarga besar.
Dan hampir semua pasukan keluarga San juga kewalahan dan hanya tersisa sedikit, mereka bahkan ada yang beberapa berusaha kabur tapi tetap di bunuh oleh empat keluarga besar dan rakyat itu sendiri.
RAAARRRRRR...
"Ayolah kak! temukan solusinya" ucap naga kecil dengan terlihat agak kesal.
BOOMMM...
"Kamu fikir semudah itu menemukan solusi untuk orang besar ini? ayolah jangan bercanda terus menyerang!" ucap Bai kecil.
BOOMM....
"Hahaha... kamu tidak akan bisa menang" ucap tetua agung memandang Lin Tian.
"Iya, memang! jika aku begini terus aku tidak bisa menang! maka..."
"Delapan elemen bersatu!" teriak Lin Tian.
Swish....
Perlahan tubuh Lin Tian bercahaya, lalu rambutnya tetap putih seperti salju hanya tapi dengan mata yang berwarna berubah setiap detik, membuat siapapun melihat mata Lin Tian seperti orang yang sangat misterius.
"Aura ini?" wajah tetua agung sangat jelek memandang Lin Tian yang sekarang.
"Pedang elemen! mari mulai, sekarang kita harus selesaikan orang ini" ucap Lin Tian dengan senyum.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
__ADS_1
...****************...
__ADS_2