Lahirnya Kaisar Langit

Lahirnya Kaisar Langit
288. Wali Kota Hitam


__ADS_3

Guan Siying mengangguk dan tak terlalu keberatan, dia berjalan bersama Lin Tian di depan di ikuti oleh Guan Tu dan Guan Fu'er, di bandingkan kemarin Guan Fu'er lebih pendiam sekarang.


Sejak dia tau pemuda ini bukan lah pemuda biasa, dia tak berani ceroboh karena takut hal yang dia lakukan akan membuat keluarga Guan menjadi hancur.


Guan Fu'er menceritakan semua hal tentang Pulau laut hitam kepada Lin Tian, tentang bagaimana asalnya dan siapa pendiri pulau tersebut, sampai pemimpin pulau Hitam sekarang.


Lin Tian akhirnya mengerti, di pulau ini hanya ada ahli abadi di tingkat pertama atau kedua yang memimpin dan juga hanya beberapa keluarga yang tidak terlalu kuat yang berada disini.


Juga, karena pulau kematian cukup jauh dari tempat lain jadi agak jarang orang-orang kesini walaupun tanah nya cukup bagus untuk di tempati.


Dan Keluarga Guan juga bisa di bilang yang memiliki pulau ini secara sembunyi - sembunyi dari keluarga lain, juga pemimpin kota mereka berasal dari keluarga Guan juga, jadi saat ini Guan Siying mengajak Lin Tian menuju rumah wali kota tersebut.


Sebenarnya hal ini juga membuat Lin Tian cukup terkejut, walaupun keluarga Guan tidak sekuat keluarga Long dan sekte langit tapi sepertinya pengaruh mereka cukup luas dari yang ia ketahui.


Sambil berjalan Lin Tian bisa melihat bahwa pulau ini bisa di bilang cukup makmur, dan juga beberapa benda disini juga cukup langka jika berada di luar, bahkan Lin Tian menemukan beberapa batu meteor tingkat kedelapan dan satu tingkat kesembilan.


Dengan ini dia bisa membuat beberapa senjata tersembunyi, untuk persiapan menuju laut kematian, dia juga berencana membuat senjata racun untuk jaga-jaga juga.


Tak lama Lin Tian dan Guan Siying sampai di depan rumah besar, yang memiliki halaman sangat luas, rumah itu adalah milik wali kota disini, jadi Guan Siying mengetuk pintu rumah.


Tok..tok..tok..


"Paman Ho, apa kamu di rumah?" tanya Guan Siying sambil mengetuk pintu rumah besar itu.


Tak lama seseorang membuka kan pintu rumah, terlihat seorang wanita yang memakai pakaian pelayan muncul di depan Lin Tian dan Guan Siying.


Lin Tian sedikit mengerutkan kening saat melihat wanita pelayan, tapi itu hanya sekejap sebelum wajahnya kembali seperti biasa, " Nona Guan, tuan telah menunggu kedatangan anda!" ucap pelayan.


"Baik, bawa aku kesana!" ucap Guan Siying, pelayan mengangguk dan membawa Guan Siying dan yang lain ke dalam rumah.


Tak lama Guan Siying di bawa ke ruangan yang cukup luas dan disana ada pria paruh baya dan seorang pria muda duduk bersama sambil tersenyum ke arah Guan Siying dan yang lain.

__ADS_1


"Keponakan kamu datang!" ucap pria paruh baya, sambil berdiri dan mendekat ke Guan Siying, anehnya Lin Tian semakin mengerutkan kening saat melihat kedua orang ini.


"Sebaiknya nanti setelah aku tau tentang makam" ucap Lin Tian serius.


Tidak ada yang menyadari tatapan aneh Lin Tian, baik Guan Siying dan Guan Fu'er hanya merasa senang bisa bertemu dengan wali kota disana.


"Nah, keponakan siapa dia?" tanya wali kota menunjuk ke arah Lin Tian yang masih tenang beridiri.


"Dia adalah kenalan ku namanya An Lin" ucap Guan Siying sambil tersenyum.


"Salam wali kota!" ucap Lin Tian dengan tenang, tapi terlihat di wajah pemuda di samping wali kota ada rasa permusuhan yang sangat dalam di matanya saat menatap Lin Tian.


Tentu Lin Tian tau kenapa pemuda ini menatapnya dengan wajah seperti itu, dia pasti berfikir kalau Guan Siying dekat dengannya, "Kenapa setiap dekat wanita cantik sangat mudah membuat musuh" desah Lin Tian dengan sedih.


"Oh, tuan Lin kah, salam aku Guan Ho dan ini anak ku Guan Pu" ucap wali kota dengan senyum di wajahnya, Lin Tian mengangguk dan kembali tenang berdiri di belakang.


"Paman, mari bicarakan tentang makam, ayah ku memintaku untuk memeriksa hal tersebut" ucap Guan Siying.


Makam itu muncul memang tak lama, saat itu dia hanya mendapatkan laporan dari para penjaga di mansion kota nya, jadi saat dia mencoba melihat ke sana ada seseoran yang mencoba masuk.


Yang aneh nya di masih aman saat menyentuh formasi di makam, tapi saat dia telah melewati makam , orang tersebut langsung meleleh seluruh tubuh nya meleleh seperti es yang mencair.


Sejak itu Wali kota melarang siapapun mendekat ke tempat makam sekaligus melarang siapapun menceritakan makan itu ke luar, dan ada beberapa hari lalu makam tersebut juga mengeluarkan cahaya yang aneh apa itu dia juga tak tau.


Setelah mendengar cerita dari wali kota Guan Siying sedikit mengangguk dan juga Guan Fu'er dan Guan Tu juga tak terlalu memperhatikan ada keganjalan saat wali kota berbicara atau tidak.


Hanya Lin Tian yang merasa itu aneh, kenapa saat mereka masuk formasi tersebut baru aktif harusnya formasi akan aktif bila hanya dengan di sentuh saja, tapi ini berbeda dari yang di fikirkan Lin Tian.


Bai kecil di kepala Lin Tian juga mendengar cerita wali kota, dia masih sedikit curiga tapi hanya tetap diam di atas kepala Lin Tian dengan tenang.


"Tuan An bagaimana?" tanya Guan Siying kepada Lin Tian.

__ADS_1


"Aku kurang tau hanya bisa kesana untuk melihat, jika tidak aku tidak akan mengerti masalah nya dimana" ucap Lin Tian dengan tenang.


Guan Siying dan yang lain juga mengangguk, memang benar apa yang di katakan Lin Tian, mereka harus kesana untuk melihat itu sendiri sebelum memastikan dan membuat keputusan.


"Paman bisakah kami pergi kesana sekarang?" tanya Guan Siying.


"Tentu, biarkan anakku membawa kalian" ucap Wali kota hitam dengan lembut, Guan Siying tidak menolak, benar jika Guan Pu yang bersama mereka, mereka tidak terlalu keberatan.


"Nak, antarkan nona ke makam itu dengan aman!" ucap wali kota dengan serius.


"Baik ayah, yakinlah anak ini tidak akan mengecewakan mu" ucap Guan Pu, wali kota mengangguk senang mendengar perkataan anak nya itu.


Lin Tian hanya tersenyum sedikit melihat tingkah laku kedua ayah dan anak, tapi dia tidak mengatakan apa-apa dan masih diam duduk sambil menunggu Guan Siying menceritakan beberapa hal kepada wali kota.


Tak lama mereka pergi menuju makam dengan di antar oleh Guan Pu, wali kota melihat mereka pergi di depan pintu rumahnya dengan tenang.


"Tuan, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya pelayan di belakang wali kota.


"Hehehe... menurutmu apa?" ucap wali kota sambil berbalik menyentuh wajah pelayan di belakang nya.


"Tuan.." ucap pelayan malu, wali kota yang melihat wajah pelayan tidak tahan dan membawanya ke dalam rumah.


......................


Maaf jika nanti ceritanya akan mengecewakan kakak semua...🙇🙇🙇


...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...


...----------------...


...****************...

__ADS_1


__ADS_2