Lahirnya Kaisar Langit

Lahirnya Kaisar Langit
663. Pangeran Yang Ketakutan


__ADS_3

"Hoo.. aku lebih penasaran dengan pria tampa yang berada di bawah bersama dengan dua wanita itu, meski dia menggunakan topeng aku merasa dia menarik" ucap pria lainnya sambil menjilat bibirnya ke arah meja Lin Tian.


Mendengar hal itu pria lain hanya bisa menggelengkan kepala, dia tidak mengerti dari mana pemuda ini mendapatkan sifat seperti sekarang ini.


Tapi bagaimanapun mereka juga berasal dari keluarga yang sama jadi dia tidak terlalu memikirkannya apalagi status yang ada apda dirinya juga special di bandingkan saudaranya ini.


"Pangeran mahkota, pangeran ke empat makanan sudah siap" ucap pelayan yang datang meletakan makanan di meja keduanya


Kedua orang yang di panggil pangeran itu mengangguk, mereka hanya menatap ke meja Lin Tian dengan mata penuh napsu.


Melihat hal itu si pelayan cepat-cepat meletakan makanan dan langsung meninggalkan mereka disana setelah selesai.


"Bagaimana jika kita turun?" ucap Pangeran ke empat.


"Tidak, biarkan beberapa bawahan kita mengundang mereka kesini" balas pangeran mahkota dengan tenang.


Tentu dia sangat menginginkan dua wanita cantik itu untuk tidur bersama dia nanti malam, sedangkan pangeran ke empat tidak jelas apa yang sedang dia fikirkan ke arah meja Lin Tian itu.


Tak lama pangeran mahkota meminta seorang bawahan untuk mengundang Lin Tian dan yang lain ke meja mereka.


"Tuan ini, pangeran mahkota dan Pangeran keempat ingin mengundang kalian untik makam bersama" ucap bawahan yang di suruh oleh pangeran mahkota.


Mendengar hal itu Lin Tian hanya dapat menggelengkan kepala nya tidak berdaya, tentu dia tahu apa yang di inginkan oleh dua pemuda tersebut.


Tapi dia tidak menyangka kalau keduanya adalah pangeran dan anak dari dewa kehancuran, naga kecil berbentuk kucing yang sedang asyik memakan kue pun ikut kaget.


Dia memandang orang yang datang ini dengan niat membunuh, karena kata-kata pangeran dan keluarga San adalah orang-orang yang harus dia bunuh.


Jadi tentu naga kecil sangat ingin membunuh mereka berdua, Lin Tian yang melihat wajah naga kecil tersenyum.


Dia lalu membisikam sesuatu ke telinga naga kecil mendengar apa yang di bisakam Lin Tian, wajah naga kecil terlihat santai dan tenang lagi.

__ADS_1


"Maaf aku menolak! aku tidak tahu siapa pangeran mu dan juga aku mendengar kalau keduanya adalah orang aneh jadi aku tidak suka dengan mereka" balas Lin Tian sambil tersenyum.


Mendengar perkataan Lin Tian, wajah orang itu berubah bahkan dua pangeran yang berada di lantai dua juga mendengar perkataan Lin Tian itu terlihat ikut marah.


"Tuan lebih baik jaga ucapanmu!" ucap orang itu.


"Oh? begitu? menurutku kamu harus jaga ucapan mu, hanya seekor budak dari keluarga San berani memerintahku!" ucap Lin Tian dengan wajah marahnya.


Mendengar itu wajah orang yang berada di hadapan mereka sangat marah, dadanya naik turun karena Lin Tian berbicara sangat keras sampai orang-orang yang disana sedang makan mendengarnya.


"Kau ingin mati?" ucap orang itu.


Lin Tian hanya tersenyum sedikit di bawah topengnya itu, jelas mengejek pria tersebut dan saat itu dia langsung mengayunkan tangan ke arah Lin Tian untuk memberi dia pelajaran.


Sayangnya dia memilih orang yang salah, baru saja tangan nya mendekat ke arah Lin Tian gerakan orang itu melambat dan tiba-tiba dia melihat Lin Tian tersenyum mengejek dirinya.


BOOMM....


Sosok dengan menyedihkan terbang tepat ke lantai dua dan jatuh di depan dua pangeran itu, tentu sosok itu adalah bawahan pangeran yang tadi berbicara dengan Lin Tian.


"Brengsek!" ucap pangeran mahkota memandang Lin Tian.


Saat dia melihat lagi ke arah Lin Tian, Lin Tian telah menghilang dari kursinya dan langsung seluruh badan pangeran itu berkeringat dingin.


Karena sebuah pisau kecil tepat di leher pangeran mahkota sekarang, menatap dengan penuh ketakutan pria yang telah berada di belakangnya itu pangeran mahkota tidak berani bergerak.


"Berhenti!" ucap para pengawalnya yang berada di lantai dua, mereka mengarahkan senjata ke Lin Tian yang sedang menodong sang pangeran mahkota.


Sedangkan pangeran ke empat sudah mundur melihat apa yang di lakukan Lin Tian, dia tidak menduga kalau orang yang mereka ganggu adalah orang yang tidak takut dengan mereka.


"Ka...kamu siapa? apa kamu tahu aku adalah pangeran mahkota? jika kamu berani melukai ku maka kamu tidak memiliki tempat untuk tinggal di alam ini!" ucap pangeran mahkota mencoba mengancam Lin Tian.

__ADS_1


"Ohoo...! apa kamu fikir aku takut dengan ayahmu itu?" ucap Lin Tian dengan wajah tenangnya tapi dari nada Lin Tian pangeran tahu kalau jika dia berkata salah lagi maka lehernya mungkin sudah di tembus pisau.


"A..aku...!"


"Sudahlah! aku tidak ingin melihat kalian disini, apa bisa kalian pergi?" ucap Lin Tian dengan senyum.


"Iya..iya.. aku pergi" ucap pangeran mahkota yang ketakutan.


Lin Tian mengangguk, lalu tanpa sadar dari semua orang yang melihat sebuah energi aneh masuk ke dalam tubuh pangeran mahkota.


"Bagus pergilah! dan juga jangan berfikir macam-macam karena aku berani melakukan ini tentu aku tidak takut dengan kamu dan keluarga San mu!" ucap Lin Tian dengan tenang.


Sang Pangeran tidak berani tinggal disana dan langsung pergi dari restoran dengan para bawahannya itu, tapi yang tidak dia tahu adalah sebuah energi aneh juga masuk ke dalam tubuh semua pengawal itu.


Energi itu bukan dari Lin Tian tapi dari naga kecil yang sedikit tersenyum melihat kepergian semua orang dari kerajaan itu.


Swishh...


"Baiklah, mari lanjutkan makan" ucap Lin Tian kepada para wanita itu.


Keduanya mengangguk dan melanjutkan makan mereka meski di bawah tatapan aneh para pengunjung restoran itu.


"Apakah kita akan mengusirnya sayang?" tanya wanita yang berpakaian dengan sexy, dia terlihat duduk di pangkuan seorang pria setengah baya yang tidak terlalu tampan.


"Hehehe... tentu saja harus! jika kita tidak melakukannya maka mungkin keluarga San akan menyalahkan kita" ucap pria itu.


"Tapi kamu lihat! kekuatan mereka sangat kuat bahkan pangeran juga tidak dapat melakukan apapun kepada mereka" ucap si wanita.


"Aku berbeda dengan pangeran bodoh itu, aku adalah pemilik restoran ini jadi tentu aku juga punya hak untuk mengusir mereka" ucap pria tersebut dengan wajah bangga.


Mendengar perkataan si pria, wanita itu terasa sangat senang mereka berciuman di atas lantai tiga tanpa ada satu orang pun yang melihat.

__ADS_1


Karena biasanya di lantai tiga adalah tempat bagi orang-orang yang memiliki kartu khusus baru bisa ke atas sana, berbeda dengan lantai dua yang hanya di peruntukan bagi kartu VIP silver dari restoran itu.


"Baiklah, mari kita turun dan berbicara dengan pemuda itu" ucap pria tersebut sambil tersenyum.


__ADS_2