
__ADS_3
Naga kecil terdiam, memang benar jika sebuah kekuatan dan kekuasaan di tangan yang tepat mungkin saja akan dapat mengurangi hal seperti kekejaman dan jugahal buruk lainnya.
Walau tidak mungkin menghilangkan seutuhnya tapi hal itu sudah di bilang cukup baik.
"Kak? apakah aku bisa menjadi orang yang tepat itu juga?" tanya naga kecil.
"He... setiap orang bisa menjadi orang yang tepat, tapi yang terpenting adalah hatimu saudaraku.. Jika hati mu telah menetapkan maka kamu pasti bisa" ucap Bai kecil kepada naga kecil.
Naga kecil sedikit merenung, dia menjatuhkan kepala kucing nya ke tempat dia duduk dan diam disana sambil memandang ke kolam itu.
"Huf... kak! aku telah memutuskan, aku akan ikut bersama mu dan kakak tertua dan jika suatu saat waktunya telah tiba maka aku akan membuka hal itu dan membantu kakak tertua mencapai tempat itu" ucap naga kecil berdiri memandang ke sebuah tempat di atas atap penginapan.
"Hahaha.. bagus! kalau begitu saudaraku mari ikut kami bersama saat itu datang biarkan alam langit dan seluruh musuh kita takut saat mendengar nama kita" ucap Bai kecil yang juga berdiri.
Naga kecil mengangguk, dia telah memutuskan untuk ikut bersama Lin Tian dan yang lainnya, jadi dia akan melakukan apa yang dia bisa untuk mengubah dunia dan alam yang hancur ini.
"Bunuh atau tangkap?" tanya naga kecil.
"Bunuh dan Gantung saja di tempat biasa, hei.. bagaimana dengan itu saudaraku?" ucap Bai kecil.
Naga kecil mengangguk lalu keduanya menghilang dari tempat mereka duduk sebelumnya itu.
Swish..
"Bagaimana? bisakah kita menangkan beberapa wanita disana untuk raja?" ucap salah satu orang berpakaian hitam yang memakai topeng.
Ada lima orang yang memakai topeng bersembunyi di atap dalam kegelapan memandang ke tempat dimana para wanita itu mandi.
Mereka adalah wanita-wanita yang berasal dari ibukota dan juga termasuk ke dalam keluarga bangsawan kecil jadi tidak masalah jika mereka hilang atau mati.
Karena meski keluarga mereka tahu siapa yang melakukannya tetap mereka hanya bisa diam dan menggertakan gigi penuh dendam memandang hal itu.
"Tangkap saja sepuluh dari mereka, lalu lima untuk raja dan lima untuk kita!" ucal sosok lainnya.
Yang lain mengangguk dengan senyum yang penuh napsu memandang semua wanita yang tak memakai apapun itu.
__ADS_1
"Meoang...!"
"Meong...!"
Dua ekor kucing tiba-tiba muncul di belakang mereka berlima yang membuat mereka kaget untuk sementara.
"Hanya kucing mari pergi! jangan pedulikan kucing liar ini" ucap salah satu dari mereka.
"Iya!" ucap yang lain.
Tapi saat mereka akan pergi dari sana tiba-tiba tubuh mereka tidak dapat di gerakan, dan di leher dua orang ada bekas seperti di iris pedang.
Dan di tiga lainnya jantung mereka seperti di tusuk oleh pedang, mereka berlima memandang dua kucing Biru dan putih itu dengan tak percaya.
Karena apa yang menusuk mereka bukan lah pedang tapi cakar dan ekor kucing putih dan biru tersebut, mereka hanya melihat cakar dan ekor dua kucing itu ada darah.
Sebelum mati di dalam ketidakpercayaan dengan mata yang melotot, setelah semua mati Bai kecil dan naga kecil mengikat mereka tapi sebelum itu mereka melepas semua pakaian kelima orang itu dan bahkan memotong adik kecil mereka.
Lalu menghilang dengan lima mayat itu dari tempat tersebut, keduanya bahkan dengan santai membersihkan semua lokasi kematian Orang-orang itu tanpa ada yang mengetahui nya.
......................
"Salam senior Lan" ucap Lin Tian saat melihat Lan Dan.
"Oh, tuan muda Lin mari ikut aku, leluhur sudah menunggu mu" ucap Lan Dan dengan sopan.
Lin Tian mengangguk lalu dia, Lan Jingyi pergi menuju tempat leluhur di pimpin oleh Lan Dan.
Saat itu mereka sampai di sebuah pintu yang terlihat agak berdebu, dan Lan Dan serta Lan Jingyi dengan hormat berlutut ke arah pintu itu.
"Leluhur, aku membawa orangnya" ucap Lan Dan dengan hormat.
"Masuk!"
Setelah itu Pintu terbuka dan Lin Tian dengan santai masuk menuju pintu tanpa ada sedikitpun berbicara dengan Lan Dan dan Lan Jingyi.
__ADS_1
Saat Lin Tian masuk pintu pun akhirnya tertutup, dan di dalam ruangan Lin Tian melihat seorang pria yang terlihat agak tua tapi jelas hal itu terjadi karena sesuatu hal pada tubuhnya.
"Sungguh hebat anda bisa bertahan sampai sekarang dengan yang terjadi pada tubu anda!" ucap Lin Tian memuji orang yang duduk di depan itu.
Mata pria itu terbuka dan memandang Lin Tian dengan serius, dia menatap Lin Tian dalam-dalam tapi hal yang dia temukan adalah jurang tanpa batas.
"Kamu memang pemuda yang luar biasa, bahkan di alam langit kemungkinan orang seperti mu tidak ada, mungkin ada tapi itu lahir ratusan juta tahun yang lalu" ucap pria itu dengan serius.
"Tidak perlu basa basi! aku disini hanya ingin mendengar keputusan mu" ucap Lin Tian.
"Nak! apa kamu tahu kalau lima keluarga besar kami sangat setia kepada Dewa kehancuran? tidak mungkin kami tunduk kepada orang lain" ucap pria itu dengan tenang menatap Lin Tian.
Lin Tian hanya memandang pria itu dengan wajah serius, dia lalu tersenyum dan sedikit menggerakan bibirnya yang membuat pria itu bergetar dengan hebat.
"Kamu!" pria tersebut tidak percaya dan menunjuk Lin Tian dengan wajah tak percaya.
"Apa? kamu fikir aku bercanda? apa yang perlu kamu ketahui adalah orang yang kamu anggap dewa telah berkhianat dan orang yang menjadi dewa sekarang telah merusak bukan membangun, mengerti!" ucap Lin Tian.
Tanpa sadar aura luar biasa Lin Tian keluar dari tubuhnya dan langsung mbuat pria tua itu bergetar hebat, perlahan bola hitam yang penuh dengan kehancuran muncul di depan Lin Tian.
Melihat itu wajah pria tersebut kaget tak percaya, dia langsung berlutut di hadapan Lin Tian dengan wajah senang dan bahagia.
Di Dunia lain..
Dewa kehancuran dan dewa kematian yang sedang berlatih pedang, dewa kehancuran tiba-tiba berhenti dan hanya berdiri di hadapan dewa kematian.
"Pufff...!" dewa kehancuran memuntahkan darah dari mulutnya dan sebuah inti hitam keluar melayang di depan mata kedua dewa tersebut.
Lalu menghilang di hadapan mereka berdua, wajah dewa kehancuran sangat kaget saat melihat bola hitam yang keluar dan menghilang dari dirinya itu.
"A..apa yang terjadi? bagaimana bisa inti mu?" wajah dewa kematian cemas dengan keadaan dewa kehancuran.
"Hahaha... jadi begitu! aku tahu dia berada disana sekarang... hahaha...beritahu kakak, sebentar lagi rencana kita akan di mulai" ucap Dewa kehancuran dengan tertawa bukannya cemas tapi dia malah senang dengan apa yang terjadi kepada dirinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
__ADS_1
...----------------...
...****************...
__ADS_2