
__ADS_3
Swish...
"Hais... sungguh makhluk yang jahat!". ucap sosok kecil yang tiba-tiba muncul di depan kelima orang di bawah itu.
BOOMM....
Ledakan keras terjadi setelah serangan dari dewa kehancuran itu menyentuh sesuatu, saat itu dewa kehancuran sudah terlihat senang melihat semua yang terjadi di bawah.
Tapi sesaat wajah nya berubah sangat jelek karena dia melihat kelima orang itu masih hidup dan di langit di depan mereka sosok kecil putih berdiri dengna sombong menatap dirinya.
"Kau...? kucing bodoh itu?" ucap Dewa kehancuran.
"Apa maksud mu kucing bodoh? apa kamu sudah gila karena terlalu bodoh?" ucap Bai kecil dengan tenang tapi tatapan nya sudah sangat ingin membunuh dewa kehancuran.
Melihat sosok kecil di depan mereka ke empat kepala keluarga tercengang, mereka tidak percaya serangan seorang ahli dewa surgawi dapat dengan mudah di patahkan oleh seekor kucing.
"Siapa kau sebenarnya?" ucap Dewa kehancuran dengan serius.
"Kucing yang suka berkelana, dan menikmati kecantikan" ucap Bai kecil dengan bercanda.
"Sial!" dewa kehancuran marah karena Bai kecil bercanda.
BOOMM...
"Hei.. jangan terlalu terburu-buru" ucap Bai kecil menangkis pedang dewa kehancuran dengan energi yang berbentuk cakar besar.
BOOMM..
BOOMM...
Di langit keduanya bertarung dengan cepat, di bawah tatapan bodoh ke empat kepala keluarga itu.
"Apakah Bintang bisa sekuat itu sekarang?" ucap kepala keluarga Yan.
"Jangan lihat dia, dia adlaah kucing nya Lin Tian tentu tidak akan selemah dia juga" ucap Lan jingyi dengan tersenyum manis
Mendengar itu ke empatnya mengangguk lalu mereka memulihkan diri di bawah penjagaan Lan Jingyi serta beberapa orang dari empat keluarga yang datang melindungi mereka.
BOOMM..
BOOMM...
"Sial! bagaimana bisa begini?" ucap Tetua agung dengan marah memandang Lin Tian dan yang lainnya.
Dia tidak percaya kalau rencana yang telah lama di rencanakan gagal karena pemuda bertopeng yang sedang bertarung dengan dirinya ini.
"Es naga!" ucap Lin Tian, dari serangan pedang Lin Tian energi es berwujud naga menyerang tetua agung.
__ADS_1
"Sial!"
BOOMM...
Tetua agung mundur jauh dari Lin Tian, dan di bibirnya ada darah akibat dari serangan Lin Tian tadi, tetua agung memandang Lin Tian dengan wajah penuh kebencian.
"Kau...siapa kau sebenarnya?" ucap tetua agung dengan marah.
"Siapa aku tidak penting, tapi yang jelas kamu akan berakhir disini! tapi aku akan mengampuni mu jika..." Lin Tian tersenyum ke arah Tetua agung.
Melihat senyum Lin Tian wajah tetua agung berubah sedikit mengerut, entah kenapa dia merasa kalau pemuda ini seperti mengetahui semua hal tentang dirinya.
Tetua agung menyerang Lin Tian lagi, tapi wajah nya sekarang terlihat sedikit tenang saat bertarung dengan Lin Tian.
Lin Tian yang melihat hal itu menjadi sedikit kagum, dia tidak menyangka orang ini bisa kembali tenang setelah semua rencana nya di gagalkan oleh Lin Tian.
BOOMM..
BOOMM...
"Pedang tengkorak hancurkan!" ucap dewa kehancuran.
BOOMM...
ROAARRR....
Bayangan harimau muncul di kepala Bai kecil dan menghancurkan seluruh serangan dewa kehancuran, saat melihat itu wajah dewa kehancuran menjadi sedikit tidak senang.
"Aku tidak menyangka kalau binatang suci seperti mu akan tunduk kepada dewa dari alam langit" ucap dewa kehancuran melihat Bai kecil.
"Jangan terlalu berisik! ayo kita buat lebih seru" ucap Bai kecil dengan tenang.
BOOMM...
"Taring kegelapan hancurkan!" ucap Bai kecil.
Swisshh.....
"Tengkorak telan!"
BOOMM...
Dua serangan bertabrakan di langit dengan sangat kuat, bahkan empat kepala keluarga tidak menyangka kalau kucing Lin Tian sangat kuat dari apa yang mereka bayangkan.
"Saudara Lan, akhirnya aku mengerti kenapa katak hanya bisa melihat dari bawah sumur saja" ucap kepala keluarga Yan sambil tersenyum kecut.
Lan Dan hanya menggelengkan kepala, dia menoleh ke arah Lin Tian yang sedang bertarung bisa di lihat keduanya masih seimbang dalam hal kekuatan.
__ADS_1
"Cepat sembuh dan bantu yang lain untuk membunuh keluarga San" ucap Kepala keluarga Gu yang terlihat marah memandang seluruh keluarga San.
"Ayah! bagaimana?" ucap Lan jingyi khawatir memandang ayahnya, tapi sesekali dia akan melihat ke arah Lin Tian yang sedang bertarung.
Dia dapat merasakan aura dingin yang keluar dari Lin Tian, dan itu sangat lah kuat hal ini pun tidak bisa di duga oleh Lan jingyi kalau Lin Tian sangat lah kuat.
Tapi dia berharap kalau Lin Tian bisa menang dan tidak terjadi apa-apa dengan Lin Tian, tentu Lan Dan bisa melihat kekhawatiran anaknya ini.
Dia juga mengerti kalau Lin Tian tidak tertarik dengan anaknya, dan kali ini dia merasa sebagai ayah sangat sedih untuk ananknya.
"Kamu tahu dia tidak mencintaimu bukan?" ucap Lan Dan pelan.
"Aku tahu ayah, tapi... selama aku bisa bersama dia dan selalu ada di dekat nya itu sudah cukup bagiku" ucap Lan jingyi dengan senyum cemerlang di wajah nya.
"Huf... memiliki anak yang telah dewasa sangat lah sulit" ucap Lan Dan.
Tiga lainnya juga menggelengkan kepala karena tahu bagaimana perasaan Lan Dan, itu sudah resiko seorang ayah jika anak perempuannya sudah dewasa.
Dan mereka sebagai ayah hanya bisa mendukung dan menjadi sandaran bagi anak mereka, jika anak mereka tersakiti maka mereka lah yang akan pertama menjadi marah serta maju untuk membela anak mereka.
"Tidak apa-apa ayah, aku baik-baik saja, cepat sembuhkan diri ayah dan paman semua" ucap Lan jingyi yang masih tersenyum sambil memegang pedang di tangannya.
Ke empatnya menghela nafas lalu menutup mata mencoba untuk secepat nya untuk menyembuhkan energi di tubuh mereka.
BOOMM...
BOOMM...
"Sungguh luar biasa!" ucap tetua agung memandang Lin Tian dengan senyum.
Melihat senyum dan juga mendengar perkataan tetua agung Lin Tian mengerutkan kening, dia merasa kalau orang ini tiba-tiba terlalu tenang padahal jelas kalau rencana nya telah gagal.
"Ho? luar biasa? apa kamu menghibur diri?" ucap Lin Tian dengan senyum juga.
"Hahaha...menghibur diri? Kamu salah! meski mungkin ini tidak sempurna tapi setidaknya cukup untuk membunuh mu!" ucap Tetua agung tiba-tiba.
Lalu tanah bergetar dari bawah istana, lalu dari halaman istana tanah terbelah sangat dalam di bawahnya terdapat sebuah kolam hitam di mana kolam itu terbuat dari darah manusia dan tulang manusia.
Saat Lin Tian melihat tulang itu, wajah nya memerah karena sangat marah itu di sebabkan karena semua tulang manusia itu jelas tulang wanita dan anak-anak yang masih berumur sepuluh tahun ke bawah.
"Sungguh kejam!" ucap Lin Tian.
"Hahaha...Eh? dimana senjatanya?" ucap tetua agung yang tiba-tiba sadar kalau ada sesuatu yang hilang.
"Meong...! eh!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
__ADS_1
...----------------...
...****************...
__ADS_2