
__ADS_3
"Biarkan saja, aku yakin dia tidak akan dapat bertahan, dia akan bunuh diri pada akhirnya atau mati karena kesedihan." ucap senior mereka dengan wajah tersenyum kejam.
Tak ada rasa bersalah di hati mereka setelah melakukan hal-hal kejam itu, mereka hanya melihat banyak mayat yang telah mereka gantung di pohon dan rumah di desa itu dengan kejam.
Rasa puas menghiasi hati mereka, perasaan berkuasa karena memiliki kekuatan membuat mereka lupa diri dan malah menikmati kesenangan menyiksa orang yang lebih lemah.
"Ayo kembali, guru pasti mencari ku karena terlalu lama keluar, kalian ingat ini rahasia kita!" ucap Senior itu.
"Hahaha.. tenang saja senior tak ada masalah" ucap salah satu dari mereka disana.
Lalu mereka pergi meninggalkan desa yang penuh darah itu, mebiarkan banyak mayat bergelantungan dengan banyak anggota tubuh yang telah terpisah dari badan mereka.
......................
Di dasar jurang...
"Eh? kenapa dadaku terasa sakit?" ucap Lin Tian tiba-tiba terbangun dari latihan nya.
Perasaan sakit dari dadanya membuat Lin Tian berhenti dari latihan nya itu, rasa sakit itu bahkan sangat kuat dia tidak tau kenapa saat itu juga perasaan buruk muncul dari hatinya.
"Apa yang terjadi? kenapa aku tiba-tiba menangis?" ucap Lin Tian, tanpa sadar air mata jatuh membasahi wajahnya.
"Kak, ada apa? kenapa kamu menangis?" tanya Bai kecil yang sudah selesai berlatih saat dia melihat Lin Tian menangis Bai kecil merasa aneh dan juga baru pertama kali melihat Lin Tian seperti ini.
"Aku..aku tidak mengerti, tapi dadaku tiba-tiba sakit dan... air mata ku juga keluar sendiri" ucap Lin Tian dengan air matan nya masih menetes.
Bai kecil semakin aneh, tiba-tiba dia juga merasakan dada nya sakit, merasakan itu Bai kecil juga memiliki perasaan yang buruk tapi untuk siapa dia tidak tau.
__ADS_1
"Kak, bagaimana jika kita kembali ke desa dulu.. hm.." ucap Bai kecil kepada Lin Tian.
"Em, aku tidak tau bagaimana keadaan anak ku itu Selema lebih dari sebulan ini?" ucap Lin Tian saat mengingat Lin Ru'er anak angkanya itu.
lalu tak menunggu Lin Tian pun terbang dengan Bai kecil yang duduk di kepala Lin Tian, energi kematian di tempat itu sudah tidak berguna bagi Lin Tian dan Bai kecil lagi, sekarang Bai kecil sudah berada di tingkat kesembilan alam raja.
Dan Lin Tian juga baru naik ke tingkat ketujuh alam raja, hal ini juga sudah bagus bagi Lin Tian dan dia cukup puas dengan hasil latihan dia kali ini.
Juga dia telah sepenuhnya menguasai kekuatan kematian ketingkat yang baru, Lin Tian pun terbang keluar dari jurang Kematian itu dia melihat ke arah desa Suma dengan penuh senyum.
Hidup beberapa bulan disana membuat dia merasa nyaman dan bebas, dia berharap suatu saat nanti bisa membawa Mu Xuanyin dan Ling Xu'er ke desa Suma agar mereka berdua juga menikmati hal yang dia rasakan sekarang.
"Kak? kenapa aku merasa kan bau darah yang sangat kuat?" ucap Bai kecil tiba-tiba dengna wajah serius.
Lin Tian tadi yang masih merasakan senang tiba-tiba kaget, dia juga merasa memang ada yang aneh bau darah ini terlalu kuat, sampai-sampai Lin Tian dapat mencium nya hanya dengan indera penciuman biasanya.
Tiba-tiba saat Lin Tian mencium bau arah darah yang sangat kuat itu, badannya bergetar dia melihat ke arah desa Suma dengan penuh kekhawatiran.
"Kak? kakak?" panggil Bai kecil kepada Lin Tian yang terpana melihat ke arah desa.
Lin Tian sadar akibat panggilan Bai kecil itu, dia langsung menggunakan kekuatan jiwa nya untuk melihat ke desa, saat dia melihat menggunakan jiwanya wajah nya langsung pucat dan kaki nya hampir kehilangan keseimbangan.
"Tidak..tidak.. nenek... Ru'er!" teriak Lin Tian, dengan cepat dia terbang menuju desa Suma dengan wajah penuh kekhawatiran dan ketakutan.
Swissh.....
Di saat Lin Tian sampai di desa, dia melihat ke bawah desa dengan seluruh badan nya telah bergetar, air mata nya tak terbendung membasahi wajahnya, disana dia melihat banyak mayat yang telah tergantung di setiap pohon dan rumah di desa.
__ADS_1
Banyak gadis-gadis muda di desa yang mati seperti dia telah bunuh diri, Lin Tian jelas bisa merasakan bahwa kesucian gadis-gadis ini telah hilang.
Dia turun dari langit, lalu berjalan sekuat tenaga ke arah dimana mayat kepala desa telah tertancap, dia bisa melihat wajah kepala desa yang masih tersenyum di akhir hayatnya.
"Ke..kepala desa...kenapa? siapa?" teriak Lin Tian dengan penuh kemarahan.
"Sau...saudara Lin!" ucap suara yang sangat lemah disana, di saat Lin Tian mendengar suara itu dia melihat gadis muda yang berjuan untuk menggerakan tangan nya ke arah Lin Tian.
Lin Tian bergegas ke arah gadis itu, dia membantunya dan meletakan kepalanya di pahanya sendiri, dia melihat gadis itu tersenyum ke arah nya degan tulus.
"Sau..saudara Lin, kamu kembali...Me... Mereka membunuh warga desa dengan keji, bah..bahkan anak-anak pun mereka bunuh...para gadis seperti ku di perkosa selama seminggu ini oleh mereka, banyak yang tidak tahan dan bunuh diri" ucap gadis itu dengan air mata membasahi wajahnya.
"Kamu tenang saja, aku ada disini aku pasti akan membalas mereka, sekarang kamu harus hidup kamu harus hidup!" ucap Lin Tian dengan mengeluarkan sebuah Pill dan mencoba memberikan nya ke mulut si gadis itu.
"Ti..tidak.. aku tidak ingin hidup lagi, a..aku dan warga desa berharap saudara Lin bisa mengingat kami, ka..kami sangat bahagia sejak mengenal saudara Lin! ingat namaku Ci'er!" ucap gadis itu dengan masih tersenyum tapi air mata tetap menetes.
"Aku ingat! tolong bertahan lah.. bertahan lah..aku mohon!" ucap Lin Tian dengan wajah dan air mata kesedihan membasahi seluruh wajahnya.
"Ti..tidak aku tak ingin hidup lagi, saudara Lin, jangan sedih, jangan balaskan dendam kami jika mereka terlalu kuat untukmu.. tolong kubur aku dan seluruh warga desa bersama-sama" ucap gadis itu sebelum matanya tertutup dan dia pun mati di pangkuan Lin Tian.
"Agh....! siapa..siapa yang melakukan perbuatan biadab ini!" teriak Lin Tian penuh kebencian, aura membunuh yang sangat luar biasa menutupi seluruh tempat di desa itu bahkan sampai-sampai hampir di seluruh hutan dan lewat dari jurang kematian aura membunuh itu masih jelas.
Monster-monster iblis yang berada di sebelah jurang Kematian juga ketakutan saat merasakan aura membunuh yang luar biasa itu.
Rambut Lin Tian yang tadi nya hitam mulai berubah biru, matanya juga menjadi biru, tak biasanya yang hanya rambutnya menjadi putih dan mata putih, Bai kecil yang melihat perubahan Lin Tian berteriak dan mencoba menyadarkannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
__ADS_1
...----------------...
...****************...
__ADS_2